Puisi Langgeng

Vem dan Sepasang Mata
:Vem
I.
Izinkan aku menulis sajak dalam sebuah nisan, diatas makam dengan sepasang matamu: Vem(1).
II.
Barangkali duka seperti Golden gate yang panjang dan dingin,
Sungguh, dukaku. Adalah kau ketika luput dari mataku.
Matamu terberangus embun abu-abu,
Lalu garis tanganku tak mau kenal dalam sebuah padangan dari cahaya mati: matamu.


V
III.
Sanghyang hanyalah tuah yang membunuh takdirku,
Sungguh, takdirku. Adalah bukan Vem.
Bukanlah matamu, seperti cahaya Lexinton Avenue(1)
yang kosong.
atau
Fess(2) yang ramai.
Izinkan aku sekarang. Sepasang matamu ku pinjam, aku ingin mabuk dengan sesloki Wiskey bersama sepasang matamu.

Bandung, 2008




______________________
(1) Sebuah jalan utama di New York, Amerika
(2) Sebuah jalan di Bloomington, Amerika

1 komentar:

Anonim mengatakan...

blog dengan konten yang bagus seperti ini sayang kalo di blogspot. Saya saranin pindah ke wordpress atau dagdigdug yang komunitasnya lebih aktif.

Oiya, jawab pertanyaan saya di postingan sebelum ini dong.

sering2 mampir ya ke blog saya juga...

Posting Komentar

Terima kasih sudah bergabung bersama kami. Komunitas Anak Sastra