Kasus WC



Fikri Ariyanto*
lampung post, agustus 2009

WC atau Water Closet adalah nama populer bagi tempat kita biasanya berak. Nama atau istilah tersebut asing tentunya. Asing namun telah akrab di telinga karena kita menganggap lebih enak didengar dibandingkan dengan kakus atau jamban.

Sama halnya dengan istilah asing lain seperti AC atau Air Conditioner. Menggeser istilah Indonesia yang telah ada. Sejenak lewatkan dulu kisah klasik mengenai membabibutanya kita terhadap bahasa asing, khususnya bahasa Inggris. Kali ini kita akan sedikit mengorek-ngorek WC dan C lainnya.

Selama ini huruf C biasa kita lafalkan sebagai /se/. Pelafalan atau pengucapan huruf C sebagai /se/ umumnya terjadi saat disandingkan dengan huruf lain atau dalam singkatan, cotohnya WC, AC, dan kampus DCC.

Hal ini jelas keliru karena huruf C dalam abjad Indonesia haruslah dibaca /ce/. Ketidakkonsistenan dalam melafalkan C juga kita temukan pada istilah lain seperti nama penyakit TBC, Vitamin C, atau merek dagang ABC , yang terkadang diucapkan /ce/ dan kadang /se/.

Dalam pandangan saya pelafalan huruf C yang tidak konsisten dan menyimpang bisa jadi disebabkan karena huruf tersebut dapat dikatakan ’baru’ dalam abjad Indonesia setelah penyederhanaan ejaan. Sama halnya dengan J, U, dan Y. Pada prinsipnya huruf-huruf tesebut memang ada namun dengan bentuk yang berbeda. Huruf C awalnya masih terintegrasi dengan huruf lain dengan tujuan membentuk bunyi serapan, yakni CH yang kini telah diubah menjadi KH. Contohnya dahulu ditulis ’chusus’ maka kini mengikuti perubahan ejaan ditulis ’khusus’.

Konsep huruf C sebelum tahun 70-an masih dimuat oleh gabungan huruf TJ. T dan J merupakan huruf yang memuat bunyi tersendiri namun digunakan sebagai bunyi C: /ce/ bila digabungkan. Jika kita menulis ’cinta’ maka pada masa sebelum tahun 70-an tulisannya adalah ’tjinta’.

Begitu pula J,U,dan Y, masih dalam bentuk berbeda yaitu DJ, OE, dan J. Nama orang-orang yang mungkin lahir di era ejaan lama seperti Jusuf Kalla (baca: Yusuf kalla), Djadjat Sudradjat (Jajat Sudrajat), dan Sudjarwo (Sujarwo) adalah contoh nyata bentuk huruf yang telah berubah tersebut.

Selain karena sejarah huruf C yang panjang tersebut, saya menduga menyimpangnya pelafalan C karena pengaruh bahasa Inggris. Mengingat kita begitu membabibuta menggunakannya. Pelafalan huruf dalam bahasa Inggris sangat tidak konsisten. Coba lihat kata city (kota) dan cut (potong). Huruf C pada dua kata itu dilafalkan dengan bunyi yang berbeda. C pada kata city berbunyi /s/ dan pada cut berbunyi /k/. Begitulah pelafalan huruf dalam bahasa Inggris. Tidak konsisten.


Pengucapan huruf dalam bahasa Indonesia tentu berbeda dengan bahasa Inggris. Huruf dalam abjad Indonesia sangat teguh memuat satu konsep bunyi saja—kecuali huruf E. Jadi keliru jika C dilafalkan /se/. C adalah /ce/. Keteguhan dan kebenaran pelafalan C akan kita temukan pada nama stasiun televisi RCTI dan SCTV.

WC dan AC sebetulnya lebih tepat dibaca sebagai /dabelyusi/ dan /eisi/, karena keduanya istilah Inggris. Saya yakin sebagian besar kita fasih berbahasa Inggris, tetapi saya ragu kita sanggup melafalkan WC dan AC dalam bahasa Inggris. Jadi, lebih enak jika kita lafalkan saja dengan bahasa Indonesia. WC: /wece/, AC: /ace/. Atau jika tidak, kita pakai saja istilah pribumi: kakus. Bagaimana?



7 komentar:

Anonim mengatakan...

terima kasih Anda telah mengapresiasi karya saya.
salam hangat dari Fikri

Edo mengatakan...

bagaimana dengan kata "beha" atau "bra" dalam bahasa inggris apakah itu merupakan kependekan dari breast hand?

Anonim mengatakan...

BH [beha] adalah singkatan dari bahasa Belanda borst houder 'penahan dada' (harfiahnya).

Artikel bagus!

Anonim mengatakan...

apakah C akan tetap seperti ini, atau tetap kukuh dengan ketidakonsistensinya ?

Anonim mengatakan...

bagaimana cara menyadarkan masyarakat yang sudah keliru dalam mengucapkan huruf c?

Amisha mengatakan...

Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

Yanti Ari mengatakan...

Nama saya Bu Yanti Ari. Saya adalah pemilik bisnis yang menjual kosmetik. Untuk beberapa waktu, saya telah mencari pemberi pinjaman yang dapat diandalkan yang dapat saya pinjam untuk mengembangkan bisnis saya dan juga menciptakan lapangan kerja untuk orang lain. Pengalaman pertama saya dengan pemberi pinjaman pinjaman internet sangat buruk dan saya kehilangan jumlah 28 juta karena saya mengajukan pinjaman sebesar 600 juta untuk meningkatkan bisnis saya. Setelah pengalaman saya, saya berjanji pada diri sendiri bahwa saya tidak akan pernah meminjam dari internet karena saya ditipu.

Jadi, suatu hari yang setia saya membaca artikel di blog dan setelah saya selesai membaca, saya pergi untuk memeriksa bagian komentar untuk mengetahui pendapat mereka. Saya melihat komentar dari "Dian Pelangi" perancang busana terkenal dan dia berbagi cerita tentang bagaimana dia meminjam pinjaman besar dari perusahaan tempat Nyonya Ana Michael bekerja.

Kemudian, saya memutuskan untuk menghubungi Dian Pelangi, perancang busana terkenal dan saya menceritakan kisah saya tentang bagaimana saya kehilangan 28 juta karena pemberi pinjaman buruk kepadanya. Saya masih ingat dengan jelas bagaimana dia memberi tahu saya bahwa semua pencarian saya untuk pemberi pinjaman yang andal sudah berakhir. dia mengirimi saya nomor teleponnya dan saya meneleponnya untuk memastikan karena saya tidak ingin kehilangan uang lagi. Dia berbicara dengan saya dan mengatakan saya harus menghubungi detail perusahaan tempat Nyonya Ana Michael bekerja dan saya akan menerima pinjaman saya tanpa penundaan dan saya harus mencoba membagikan kabar baik saya agar orang lain diselamatkan dari pemberi pinjaman yang buruk.

Maka saya menghubungi Ibu Ana Michael melalui email: (ANAMICHAELGUARANTYTRUSTLOANS@GMAIL.COM)
Ini email Dian Pelangi: (DIANPELANGIINDONESIA@GMAIL.COM) yang saya hubungi.
Setelah saya menghubungi perusahaan pinjaman, saya diminta untuk menyerahkan semua yang diperlukan dari saya sebagai peminjam dan setelah beberapa saat, pinjaman tersebut disetujui untuk saya dan saya menerima pinjaman saya tanpa penundaan atau segala bentuk stres.
jadi, saya menambahkan informasi pribadi saya untuk siapa saja yang mencari pemberi pinjaman yang dapat dipercaya untuk menghubungi saya dan saya siap membantu Anda dengan cara apa pun karena saya ingin orang lain diselamatkan dari pemberi pinjaman yang buruk.

Nama: Yanti Ari
Nomor telepon saya: +62 82116440184
Nomor Whatsapp: +62 82116440184
Kota: Medan
Email saya: ARIY6261@GMAIL.COM

Saya berdoa agar Allah memberi orang yang membutuhkan pinjaman untuk melihat kisah saya ini sehingga mereka dapat diselamatkan saat saya diselamatkan. Saya selalu siap membantu siapa saja yang membutuhkan jadi jangan ragu untuk menghubungi saya kapan saja karena saya tidak ingin orang-orang saya jatuh ke tangan pencuri !!!

Posting Komentar

Terima kasih sudah bergabung bersama kami. Komunitas Anak Sastra